0

ETIKA UTILITARIANISME DALAM BISNIS

Posted by Ratu mefi on 22.59
tugas individu 

Etika Utilitarianisme
   Dikembangkan pertama kali oleh Jeremi Bentham (1748 -1832). Etika Utilitarianisme ialah tentang bagaimana menilai baik buruknya suatu kebijaksanaan sosial politik, ekonomi dan legal secara moral. Singkatnya, bagaimana menilai sebuah kebijaksanaan publik, yaitu kebijaksanaan yang punya dampak bagi kepentingan banyak orang, secara moral.

1. Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme
  • Pertama, MANFAAT, yaitu bahwa kebijaksanaan atau tindakan itu mendatangkan manfaat atau kegunaan tertentu.
  • Kedua, MANFAAT TERBESAR, kebijaksanaan atau tindakan itu mendatangkan manfaat besar dibandingkan dengan kebijaksanaan atau alternatif lainnya. Dapat dikatakan bahwa tindakan yang baik adalah tindakan yang menimbulkan kerugian terkecil.
  • Ketiga, MANFAAT TERBESAR BAGI SEBANYAK MUNGKIN ORANG. Jadi, suatu kebijakan atau tindakan dinilai baik secara moral jika tidak hanya mendatangkan manfaat terbesar, melainkan apabila mendatangkan manfaat terbesar bagi banyak mungkin orang.


2. Nilai Positif Etika Utilitarianisme
  • Pertama, Rasionalitas. Maksudnya, prinsip moral yang diajukan oleh etika utilitarianisme ini tidak didasarkan pada aturan-aturan kaku yang mungkin tidak kita pahami dan yang tidak bisa kita persoalkan keabsahannya. Justru sebaliknya, utilitarianisme member criteria yang objektif dan rasional mengapa suatu tindakan dianggap baik.
  • Kedua, Utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral. Tidak ada paksaan bahwa orang harus bertindak sesuai dengan cara tertentu yang mungkin tidak diketahui alasannya mengapa demikian. Jadi, tindakan baik itu diputuskan dan dipilih sendiri berdasarkan kriteria yang rasional dan bukan sekedar mengikuti tradisi, norma atau perintah tertentu.
  • Ketiga, Universalitas. Etika utilitarianisme mengutamakan manfaat atau akibat dari suatu tindakan bagi banyak orang. Suatu tindakan dinilai baik secara moral bukan karena tindakan itu mendatangkan manfaat terbesar bagi orang yang melakukan tindakan itu, melainkan karena tindakan itu mendatangkan manfaat terbesar bagi semua orang yang terkait, termasuk orang yang melakukan tindakan itu.


3. Utilitarianisme sebagai Proses dan sebagai Standar Penilaian
  • Pertama, etika utilitarianisme digunakan sebagai proses untuk mengambil keputusan, kebijaksanaan atau untuk bertindak. Ia menjadi sebuah metode untuk bisa mengambil keputusan yang tepat tentang tindakan atau kebijaksanaan yang akan dilakukan. Dalam wujud pertama ini, etika utilitarianisme dipakai untuk perencanaan, untuk mengatur sasaran dan target yang hendak dicapai.
  • Kedua, etika utilitarianisme sebagai standar penilaian bagi tindakan atau kebijaksanaan yang telah dilakukan. Kriteria ini untuk menilai apakah suatu tindakan atau kebijaksanaan yang telah dilakukan memang baik atau tidak.


4. Analisis Keuntungan dan Kerugian
  Dalam Etika Utilitarianisme, manfaat dan kerugian selalu dikaitkan dengan semua orang yang terkait, sehingga analisis keuntungan dan kerugian tidak lagi semata-mata tertuju langsung pada keuntungan bagi perusahaan.

Analisis Keuntungan dan Kerugian dalam Kerangka Etika Bisnis
  • Pertama, keuntungan dan kerugian, cost and benefits, yang dianalisis tidak dipusatkan pada keuntungan dan kerugian perusahaan. Jadi, dalam analisis ini perlu juga diperhatikan bagaimana dan sejauh mana suatu kebijaksanaan dan kegiatan bisnis suatu perusahaan membawa akibat yang menguntungkan dan merugikan bagi kreditor, konsumen, pemasok, penyalur, karyawan, masyarakat luas, dan sebagainya.
  • Kedua, analisis keuntungan dan kerugian tidak ditempatkan dalam kerangka uang. Dalam analisis ini perlu juga mendapat perhatian serius, bahwa keuntungan dan kerugian disini tidak hanya menyangkut aspek financial, melainkan juga aspek-aspek moral: hak dan kepentingan konsumen, hak karyawan, kepuasan konsumen, dan sebagainya. Jadi, manfaat harus ditafsirkan secara luas dalam kerangka kesejateraan, kebahagiaan, keamanan sebanyak mungkin pihak terkait yang berkepentingan.
  • Ketiga, analisis keuntungan dan kerugian untuk jangka panjang. Benefits yang menjadi sasaran utama semua perusahaan adalah long term net benefits.

Langkah konkret yang perlu diambil dalam membuat kebijaksanaan bisnis, berkaitan dengan Analisis keuntungan dan kerugian :

  • Mengumpulkan dan mempertimbangkan alternatif kebijaksanaan dan kegiatan bisnis sebanyak-banyaknya.
  • Seluruh alternatif pilihan dalam analisis keuntungan dan kerugian, dinilai berdasarkan keuntungan yang menyangkut aspek-aspek moral.
  • Analisis Neraca keuntungan dan kerugian perlu dipertimbangkan dalam kerangka jangka panjang.

5. Kelemahan Etika Utilitarianisme
  • Pertama, manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan praktis akan menimbulkan kesulitan yang tidak sedikit. Karena, manfaat bagi manusia berbeda antara satu orang dengan orang yang lain.
  • Kedua, etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pada dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya. Padahal, sangat mungkin terjadi suatu tindakan pada dasarnya tidak baik, tetapi ternyata mendatangkan keuntungan atau manfaat.
  • Ketiga, etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang. Akibatnya, seseorang yang mempunyai motivasi yang baik dalam melakukan tindakan tertentu, tetapi ternyata membawa kerugian yang besar bagi banyak orang, tindakan itu tetap dinilai tidak baik dan tidak etis.
  • Keempat, variabel yang dinilai tidak semuanya dapat dikuantifikasi. Karena itu, sulit sekali mengukur dan memperbandingkan keuntungan dan kerugian hanya berdasarkan variabel yang ada. Contohnya seperti polusi udara, hilangnya air bersih, kenyamanan, dan keselamatan kerja, kenyamanan produk, termasuk nyawa manusia, tidak bisa dikuantifikasi dan sulit untuk bisa dipakai dalam menilai baik buruknyasuatu tindakan berdasarkan manfaat-manfaat ini.
  • Kelima, seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarianisme saling bertentangan, maka akan ada kesulitan dalam menentukan proiritas di antara ketiganya.
  • Keenam, etika utilitarisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan demi kepentingan mayoritas. Jadi, walaupun suatu tindakan merugikan bahkan melanggar hak dan kepentingan kelompok kecil tertentu, tapi menguntungkan sebagian besar orang yang terkait, tindakan itu tetap dinilai baik dan etis. Sebagai contoh, meskipun kegiatan bisnis sautu perusahaan merugikan hak penduduk setempat atas tanahnya, atau atas air bersih yang dikonsumsinya selama bertahun-tahun, tapi karena perusahaan itu mendatangkan devisa bagi negara, kegiatan bisnis perusahaan ini akan dinilai baik dan etis dari sudut pandang etika utilitarianisme.



0

Contoh Kasus Deontologi dan Teleologi

Posted by Ratu mefi on 22.50
tugas kelompok

1.  Kasus ”petrus” (penembak misterius) pada tahun 1983.
Pembahasan:
Dalam Deontologi, hal tersebut tidak dapat diterima karena pembunuhan tidak bisa dibenarkan walaupun konsekuensinya sangat menguntungkan bagi masyarakat. Jika memang seseorang patut dihukum, hal tersebut harus dilakukan menurut prosedur hukum yang resmi.
Dalam Teleologi, hal tersebut tentu dapat diterima. Walaupun cara yang dilakukan tidak manusiawi, yaitu pembunuhan. Namun, pembunuhan yang dilakukan pada saat itu memiliki tujuan yang baik, yaitu menanggulangi tingkat kejahatan yang begitu tinggi dan akibat yang muncul setelah kejadian tersebut sangat menguntungkan bagi masyarakat, tingkat kejahatan yang menurun.

2. PT. PLN memonopoli kelistrikan nasional, tetapi mereka belum mampu secara merata dan adil memenuhi kebutuhan listrik masyarakat.
Pembahasan:
Dalam Deontologi, hal tersebut tidak dapat diterima karena PT. PLN belum mampu secara merata dan adil memenuhi kebutuhan listrik masyarakat.
Namun dalam Teleologi, hal tersebut dapat diterima karena PT. PLN memiliki tujuan yang baik yaitu memenuhi kebutuhan listrik nasional.

3. Kasus penculikan generasi muda yang dilakukan oleh teman  facebook  -nya.
Pembahasan:
Dalam Deontologi, perbuatan menggunakan  facebook   dinilai baik karena niatnya untuk menjaga silahturahmi dan memperbanyak teman.
Akan tetapi dalam Teleologi, perbuatan tersebut tidak baik karena akibat yang ditimbulkan dari menggunakan facebook ialah ada oknum yang memanfaatkan kesempatan ini untuk penculikan.

4. Acara amal untuk operasi bibir sumbing dalam sebuah televisi swasta.
Pembahasan:
Dalam Deontologi, tindakan tersebut tentu saja baik karena sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk membantu saudara kita yang kekurangan.

Dalam Teleologi, tindakan tersebut juga baik karena akibat dari yang dilakukan tersebut dapat menyembuhkan para pasien penderita bibir sumbing.

0

PROPOSAL PENELITIAN

Posted by Ratu mefi on 22.01 in
PROPOSAL PENELITIAN


A.    Judul Penelitian                     :  Analisis Studi Kalayakan Bisnis Pada PT. Toko                                                                    Gunung Agung, tbk

B. Latar Belakang Masalah       :
Mengingat zaman yang semakin maju, mengetahui informasi yang berkembang adalah suatu keharusan bagi seluruh manusia, salah satunya dengan membaca.  Dan banyaknya usaha retail buku yang berdiri sekarang ini mempermudah kita untuk memperoleh informasi. Dan kemajuan dalam bidang usaha retail buku juga sudah berkembang dengan pesat. Namun seiring dengan perkembangan industry teknologi, informasi tidak lagi sulit diperoleh. Semua informasi bisa dicari melalui internet sehingga mengakibatkan iklim usaha yang kompetitif.
Hal tersebut dimungkinkan karena semakin banyaknya pengguna internet dan semakin banyaknya usaha retail buku yang berdiri membuat persaingan yang makin ketat. Dengan ini perusahaan perlu melakukan studi kelayakan pada suatu proyek yang tengah dijalankan, dimana penelitian tersebut tentang dapatkah suatu proyek dikembangkan untuk memperluas usaha atau mendirikan usaha di tempat yang baru, keberhasilan pada studi kelayakan dapat berupa di terimakah usaha tersebut oleh masyarakat, apakah usaha yang dijalankan bisa dimanfaatkan secara ekonomis dan bisakah perusahaan mendapatkan suatu keuntungan laba yang layak dari usaha tersebut.
Studi kelayakan penulisan ilmiah ini bergerak di bidang usaha retail buku, karena usaha retail mempunyai sifat yang strategi untuk berwirausaha yang mapan dan membantu kelancaran arus kebutuhan konsumen (masyarakat) dan kebutuhan pengusaha retail buku, dimana setiap kebutuhan dapat terpenuhi.  Usaha dalam retail buku melakukan banyak metode yang memang pemilik usaha tersebut manajemenkan usaha dikatakan layak dalam usaha dengan persaingan yang ketat di kalangan pengusaha retail buku, pengusaha bervarian dalam mengatur strategi keuangan untuk mencapai layak atau tidaknya usaha menjadi berkembang dan untuk kelangsungan hidup sebagai kebutuhan sehari-hari.
Maka dalam penulisan ilmiah ini penulis memilih judul “ANALISIS STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA  PT. TOKO GUNUNG AGUNG, TBK“.

 C.  Rumusan Masalah                 :
Berdasarkan Uraian latar belakang di atas, maka masalah yang akan di analisa adalah :
1.      Berapakah besarnya Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Probability Indeks (PI) dan Average Rate of Return (ARR)?
2.      Apakah usaha PT. Toko Gunung Agung, Tbk dalam hal ini layak dikembangkan untuk memperluas usaha atau mendirikan usaha di tempat yang baru?

 D.  Batasan Masalah                   :
Dalam penulisan ilmiah ini penulis membatasi masalah yang akan dibahas pada “ Analisis Studi Kelayakan Bisnis pada PT. Toko Gunung Agung, Tbk” , dengan menggunakan lima metode analisis keuangan yakni Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Probability Indeks (PI) dan Average Rate of Return (ARR) dari laporan keuangan pada tahun 2008-2012.

E. Tujuan Penelitian                    :
1.      Mengetahui besarnya Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Probability Indeks (PI) dan Average Rate of Return (ARR)?
2.      Mengetahui layak atau tidaknya usaha PT. Toko Gunung Agung untuk dikembangkan.

F. Metode Penelitian                     :
1.      Objek Penelitian
Dalam penulisan ilmiah ini peneliti mengambil objek PT. Toko Gunung Agung, Tbk. Kantor perusahaan berada di Jl. Kwitang Raya No.6 Jakarta 10420.

2.      Data/ Variabel
Data yang digunakan pada penulisan ilmiah ini ialah data sekunder. Penulis mengambil data yang diperlukan dari laporan kas tahun 2008-2012.

3.      Metode Pengumpulan data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan penelitian arsip/studi pusaka guna memperoleh laporan kas. Pengumpulan data dilakukan dengan mendownload di internet untuk mencari informasi keuangan PT. Toko Gunung Agung, Tbk dari situs www.idx.co.id. Serta mempelajari buku-buku referensi yang berkaitan dengan penelitian, yang dapat digunakan sebagai data penunjang kelengkapan informasi.
Alat Analisis Yang Digunakan
Metode yang digunakan oleh penulis bersifat kuantitatif yang dapat dilakukan dengan cara perhitungan yang terdiri dari:
1.        Metode Payback Period (PP)
2.        Metode Net Present Value (NPV)
3.        Metode Internal Rate of Return (IRR)
4.        Metode Profitabilitas Indeks (PI)
5.        Metode Average Rate of Return (ARR)

G. Sistematika Penulisan :
            Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan ilmiah ini, maka di dalam penulisannya penulis membagi dalam 5 (llima) Bab, dengan susunan sebagai berikut:
BAB I             :           PENDAHULUAN
Bab ini memb ahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, metode penulisan, serta sistematika penulisan.
BAB II            :           LANDASAN TEORI
                                    Bab ini berisi teori studi kelayakan bisnis.
BAB III          :           GAMBARAN UMUM
Bab ini membahas tentang sejarah perkembangan, struktur organisasi dan ruang lingkup PT. Toko Gunung Agung, Tbk.
BAB IV          :           ANALISIS DATA
Bab ini berisi tentang pembahasan secara sistematis atau urut, dimulai dari penyajian data, analisis data, serta diakhiri dengan ringkasan hasil analisis.
BAB V            :           PENUTUP
Bab ini merupakan penutup dari pembahasan penulisan ilmiah, yang meliputi kesimpulan dan saran.


H. Sumber                : www.idx.co.id

0

2. Bahasa Indonesia II

Posted by Ratu mefi on 11.48 in

Berpikir Deduktif

Penalaran / Berpikir Deduktif, yaitu adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan.

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Macam-Macam Silogisme di dalam Penalaran Deduktif:
Di dalam penalaran deduktif terdapat entimen macam silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif dan silogisme entimen.

A. Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.

Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi, yaitu:
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus :Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.

Contoh:
Contoh silogisme Kategorial:
My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
Mn : Badu adalah mahasiswa
K : Badu lulusan SLTA

My : Tidak ada manusia yang kekal
Mn : Socrates adalah manusia
K : Socrates tidak kekal

My : Semua mahasiswa memiliki ijazah SLTA.
Mn : Amir tidak memiliki ijazah SLTA
K : Amir bukan mahasiswa

B. Silogisme Hipotesis
Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu, bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

Contoh :
My : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.
Mn : Air tidak ada.
K : Jadi, Manusia akan kehausan.

My : Jika tidak ada udara, makhluk hidup akan mati.
Mn : Makhluk hidup itu mati.
K : Makhluk hidup itu tidak mendapat udara.

C. Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

Contoh
My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Mn : Nenek Sumi berada di Bandung.
K : Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.

My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Mn : Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
K : Jadi, Nenek Sumi berada di Bandung.

D. Entimen
Praktek nyata berbahasa dengan pola silogisme memang jarang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, baik tulisan maupun lisan. Namun entimen (yang pada dasarnya adalah pola silogisme) sering dijumpai pemakaiannya. Di dalam entimen salah satu premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.

Contoh:
Menipu adalah dosa karena merugikan orang lain.

Kalimat di atas dapat dipenggal menjadi 2 bagian:
-          Menipu adalah dosa. >> Kesimpulan
-          Karena (menipu) merugikan orang lain. >> Premis Minor, karena bersifat khusus.

Dalam kalimat di atas, premis yang dihilangkan adalah premis mayor. Untuk melengkapinya kita harus ingat bahwa premis mayor selalu bersifat lebih umum, jadi tidak mungkin subjeknva "menipu". Kita dapat menalar kembali dan menemukan premis mayornya: Perbuatan yang merugikan orang lain adalah dosa.

Untuk mengubah entimem menjadi silogisme, mula-mula kita cari dulu simpulannya. Kata-kata yang menandakan simpulan ialah kata-kata seperti: jadi, maka, karena itu, dengan demikian, dan sebagainya. Kalau sudah, kita temukan apa premis yang dihilangkan.

Berpikir Induktif

Penalaran / Beripikir Induktif adalah penalaran yang memberlakukan atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Jadi suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum.

Contoh  penalaran induktif :
Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Babi berdaun telinga berkembang biak dengan   melahirkan.Ikan Paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Kesimpulan: Semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.

A. Generalisasi 
Penalaran generalisasi dimulai dengan peristiwa-peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan umum. Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati. Generalisasi mencakup ciri-ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.

contoh generalisasi :
• Julia Perez adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
• Asmiranda adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
Generalisasi: Semua bintang sinetron berparas cantik.


Jenis-jenis generalisasi :
-Generalisasi Tanpa Loncatan Induktif
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: sensus penduduk

-Generalisasi Dengan Loncatan Induktif
Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki
diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantalon.

B. Analogi
Analogi adalah suatu perbandingan yang mencoba membuat suatu gagasan terlihat benar dengan cara membandingkannya dengan gagasan lain yang mempunyai hubungan dengan gagasan yang pertama.

jenis - jenis analogi :

a. Analogi Induktif 
Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.
Contoh analogi induktif :
Tim Uber Indonesia mampu masuk babak final karena berlatih setiap hari. Maka tim Thomas Indonesia akan masuk babak final jika berlatih setiap hari.

 b. Analogi Deklaratif 
Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.
contoh analogi deklaratif :
deklaratif untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.3.

Contoh Paragraf Sebab-Akibat
Penumpukan sampah kian hari tidak bisa diatasi. Ditambahkan dengan kebiasaan warga membuang sampah secara sembarang yang semakin memperburuk keadaan. Pemerintahpun terkesan tidak sigap mengambil tindakan mengatasi problematika bersama ini. Dan hasilnya, banjir tiap tahun merupakan menu wajib di ibukota. Banyak rumah yang terendam. Dan juga alur perekonomian pun perlahan mati suri.

 Contoh Paragraf Akibat-Sebab
Bencana banjir banyak terjadi dimana-mana sekarang. Bencana banjir tidak hanya melanda daerah dataran rendah yang memang sudah menjadi langganan banjir, namun beberapa daerah di dataran tinggi juga dilanda musibah banjir. Kira-kira 20 tahun yang lalu, Bandung termasuk wilayah yang ebas banjir. Namun apa yang terjadi sekarang? setiap musim hujan tiba dan terjadi hujan deras dalam beberapa jam, sudah bisa dipastikan banyak wilayah di Bandung yang tergenang banjir. Begitu juga dengan beberapa wilayah di Sulawesi yang akhir-akhir ini dilanda banjir bandang. Padahal Sulawesi termasuk wilayah dengan jumlah hutan yang tidak bisa dibilang sedikit. Pembalakan hutan secara liar, pembangunan wilayah yang tidak memperhatikan sistem drainase merupakan dua penyebab utama bencana banjir yang banyak terjadi belakangan ini.


sumber:
http://yogaskusumah.blogspot.com/2011/02/penalaran-deduktif-silogisme-kategorial.html
http://contohsuratku.com/contoh-paragraf-sebab-akibat/
http://bahasadansastra1.blogspot.com/2013/08/contoh-paragraf-akibat-sebab-dan.html

0

1. Bahasa Indonesia II

Posted by Ratu mefi on 14.15 in

Definisi Penalaran, Proporsisi, Evidensi


Penalaran

Penalaran adalah sebuah pemikiran untuk dapat menghasilkan suatu kesimpulan. Ketika seseorang sedang melanarkan sesuatu, maka seseorang tersebut akan mendapat sebuah pemikiran dimana pemikiran tersebut adalah suatu kesimpulan masalah yang sedang dihadapi. Contoh saja kalau kita sedang berkendara dan terjebak di derasnya hujan, apakah yang akan kita lakukan?disitulah nalar kita bekerja. mencari sebuah solusi agar kita bisa terhindar dari derasnya hujan dengan cara memikirkan sesuatu yang bisa dipakai untuk berteduh.

Proporsisi

Proporsisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang memiliki arti penuh, serta mempunyai nilai benar atau salah, dan tidak boleh kedua-duanya”.
Maksud kedua-duanya ini adalah dalam suatu kalimat proposisi standar tidak boleh mengandung 2  pernyataan benar dan salah sekaligus.

Evidensi

Evidensi merupakan semua fakta yang ada,semua kesaksian,semua informasi atau autoritas yang dihubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran , fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh di cmpur-campurkn dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau penegasan, dalam wujud yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi . Yang dimaksud data atau informasi adalah bahan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu.


Cara menguji data, fakta dan autoritas

Cara menguji data

Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut.
1. Observasi
2. Kesaksian
3. Autoritas

Cara menguji fakta

Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
1. Konsistensi
2. Koherensi

Cara menguji autoritas

Seorang penulis yang objektif selalu menghidari semua desas-desus atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental.
1. Tidak mengandung prasangka
2. Pengalaman dan pendidikan autoritas
3. Kemashuran dan prestise
4. Koherensi dengan kemajuan



Copyright © 2009 ♚ Ratu Mefi All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.